Manusia lahir dan kemudian kembali menghadap Tuhannya. Kawan-kawan, keluarga atau mereka yang sangat hampir dengan kita boleh saja hilang dari mata kita, namun kita jangan hilang pengajaran yang kita dapat dari melihat kematian mereka.
Tuhan boleh mengambil nyawa manusia bila-bila masa, dalam keadaan apa pun dan di mana saja mengikut kehendakNya.
Mereka yang kita sayangi, diri, rezeki, kesihatan dan umur panjang hanyalah pinjaman. Allah pemilik mutlak dan Dia berhak memberi dan mengambilnya mengikut kehendakNya. Siapalah kita untuk menyoal apabila ia tidak lagi berada dalam genggaman kita.
Rasa selesa dan bahagia adalah juga milik Allah.
Bahagia mendapat anak. suami dan keluarga yang menyenangkan hati, pekerjaan yang menyeronokkan, ketua yang bertimbangrasa, saudara-mara dan rakan-rakan yang menggembirakan, gaji yang banyak dan pangkat yang tinggi atau layanan dari orang sekeliling yang baik adalah pinjaman. Ia diberikan kepada siapa saja hatta kepada mereka yang mungkar sekali pun tetapi pemberian itu hanyalah berbentuk sementara.
Tidak ada yang menjadi milik mutlak kita. Kita tidak punya kuasa apa-apa untuk menentukan bila ia datang dan bila pula akan hilang dari kita. Allah ada sebab kenapa Dia memberinya dan kenapa diambil kembali sewaktu kita sedang enak menikmatinya.
Sering kali apabila kita bertemu perkara yang tidak menyenangkan kita akan bersungut, marah-marah atau kadang-kadang berdendam hingga tanpa disedari kita menganiaya sesama manusia. Sering saja kita menyalahkan orang lain sebagai penyebabnya. Kita sering lupa walaupun manusia yang menyebabkan perkara yang tidak menyenangkan itu berlaku, hakikatnya itu adalah hak Allah untuk menentukannya. Kalau Allah mahu boleh saja Dia menjadikan semua orang menjadi baik dengan kita. Tetapi Allah tidak melakukannya kerana Dia lebih tahu apa yang harus diberikan kepada makhluukNya. Dunia ini dan seisinya adalah milikNya bukan milik kita.
Taraf kita hanyalah sebagai hamba. Hamba lazimnya mengikut saja tanpa persoalan, tanpa sungutan.
Harta yang dalam genggaman kita masih bukan milik kita. Ia menjadi milik kita hanya apabila kita memberikannya sebagai sedakah...itu yang diajarkan oleh Rasulullah saw.
Kembali melihat diri.....subhanallah...memang sesungguhnya kita tidak punya apa-apa. Semua hanyalah pinjaman dari Dia yang kasihNya mengatasi segalanya. Dunia ini milik Allah bukan milik kita.
Ya Allah, kalau Engkau mengambil kembali nikmat dunia dari kami, tinggalkanlah cinta agungMu buat kami kerana kami tidak mampu hidup tanpa yang satu ini, cinta agungMu.
CINTA AGUNG
Tiada Tuhan melainkan Engkau
Engkau cinta Agungku
Nabi Muhammad pesuruh-Mu
Ya Allah Engkau sumber bahagia
Engkaulah Sumber keselamatan
Ya Allah Engkau sumber keamanan
Engkaulah segalanya
Ya Allah Engkaulah pelindungku
Engkaulah sumber rizkiku
Di waktu sakit Kau sembuhkan
Di waktu lapar Kau beri makan
Ya Allah Engkau Cinta Agungku
Cintaku haraplah dibalas
Ya Allah Engkau Cinta Agungku
Janganlah cintaku tidak dibalas
Jangan biarkan ku tanpa pimpinan
Pimpinlah aku ke jalan yang benar
Kepada Engkaulah harapanku
Janganlah hampakan perasaanku
Pilu membaca post ibu yang ni..Terkenangkannya..Masih dirasai pemergiannya, ibu..
Kita sama-sama merasakannya. Allah tidak mengambilnya sia-sia. Ada pengajaran untuk kita, sekurang-kurangnya untuk menjadikan dia contoh insan yang suka berbakti dan mendekatkan diri pada Allah hingga ke hujung usia. Sabar dan redha sudah tentu menjadi harapannya untuk kita.