Teringat doa mangsa gempa bumi Padang, “Ya Allah, daerah kami sudah hancur, tetapi janganlah pula hancurkan iman kami.” Doa yang tidak mungkin dibaca oleh mereka yang tidak beriman.
Sesuatu yang amat menggegarkan akal dan budi ummat Islam di Malaysia.
Kita adalah pewaris yang menerima tanggungjawab menjaga nama baik ummat Melayu dan Islam. Tercalarnya nama baik Melayu hari ini akan mencalar keseluruhan nasib anak-anak kita masa depan. Amat mudah untuk berpecah tetapi untuk bersatu kembali memerlukan kekuatan anak bangsa yang bukan mudah untuk dicari. Perpecahan kita semakin parah. Anak-anak muda kita dilanda tsunami moral yang sangat kritikal. Ekonomi kita goyah. Agama kita dipersoalkan.......Agenda Melayu yang mana sebenarnya menjadi prioriti kita kini?
Akibat pendedahan seluruh media tanpa tapisan akan memberi impak sosial yang menakutkan. Dalam kita mengurangkan gejala seks liar di kalangan pelajar2 sekolah, sekarang mereka disogokkan pula dengan cerita2 begini. Mereka seolah-olah menerima mesej, "benda ini semua orang buat, pemimpin buat, kita pun boleh buat."
Dulu perkataan 'liwat' begitu asing kepada masyarakat, tetapi sekarang anak2 kecil pun tahu hanya dengan membaca akhbar harian dan melihat gambar2 di internet.
Bagaimana ibapa hendak menjawab apabila kanak-kanak kecil mula bertanya dan belajar istilah2 yang selama ini hanya ada pada kamus orang dewasa? Mereka bukan saja mula mengetahui, tetapi mula mencari maklumat lanjut dan sudah tentu maklumat lanjut dari internet, facebook, twitter, blog akan mendedahkan juga gambar2 lucah tentang istilah itu2. Apa yang lebih ngeri lagi ialah mereka akan mula mencuba dan merasainya. 'Auzubillahi minzaalik.
Maruah, suatu yang paling berharga dalam diri seorang Islam yang berakal. Apakah kita akan terlepas dari hukum Allah nantinya apabila tanpa berfikir kitapun sama-sama rancak berbicara menyebelahi pertuduhan itu? Apakah kita terselamat dari bala' yang mungkin menimpa kita sudah dikatakan bahawa di antara sebab2 bala' turun adalah apabila fitnah zina berleluasa dalam sesebuah negeri.
Allah memberi tanggunjawab ke atas setiap Muslim untuk menjaga aib saudara seagamanya. Kita akan ditanya tentang tanggungjawab yang ini di akhirat nanti.
Hukum zina adalah hukum yang amat berat. Hukum menuduh zina tanpa saksi yang cukup juga amat berat. Bagaimana pula hukum orang yang mendengar, membaca cerita2 ini dan membiarkan ianya berleluasa atau mengiyakannya? Apakah kita terlepas dari termasuk ke dalam golongan ini?
Pernah dikisahkan pada zaman Imam Malik (Rahimullah) seorang lelaki menfitnah seorang lelaki lain berzina. Lelaki yang tertuduh itu kemudian meninggal dunia. Lelaki yang pernah menuduh itu datang mendekati jenazahnya. Tiba-tiba, ditakdirkan Allah, lengan si penuduh itu dikait oleh tangan si mati ke lengannya dan tidak dapat dilepaskan. Kerana tiada jalan lain, akhirnya dia mengaku bahawa selama ini tuduhannya yang lelaki itu berzina adalah fitnah yang disengajakannya. Hukum ke atas orang yang menfitnah orang lain berzina adalah sebat 80 kali. Hukuman dijalankan ke atas lelaki itu. Selesai sebatan ke 80, tangan lelaki itu terlepas dari mayat itu dan selamatlah lelaki itu tetapi hidup dalam sengsara.Apakah kita tidak berdosa dengan hanya menyebut, "Dia buat kot.", "Kalau tak ada angin tak kan pokok bergoyang", apatah lagi dengan menyebut, "saya yakin dia buat."
Kalaulah sekiranya yang dituduh itu memang tidak bersalah, bayangkanlah musibah yang sedang dan bakal menimpa ummah dan negara:
2. Ummat Melayu berpecah dan semakin lemah
3. Agenda utama memperkasa ilmu dan ummah semakin terpinggir
4. Keruntuhan sosial akan semakin sukar dikawal
5. Agama Islam terhina di negara sendiri
6. Ummat Islam dipandang rendah apabila sistem perundangan Islam gagal berfungsi
7. Fitnah menjadi berleluasa dalam kehidupan masyarakat
8. Pengaiban yang amat memudharatkan keluarga dan keturunannya
9. Laknat Allah kepada mereka yang mencipta, menyebar dan bersubahat dengan fitnah.
10. Bala Allah ke atas kita yang akan menimpa tanpa kecuali
Siapakah yang rugi dalam semua ini kalau bukan ummat Melayu. Kita tidak berfikir jauh sehingga membiarkan maruah dan masa depan bangsa tergadai kepada orang lain.
Apakah apabila sampai ketikanya nanti kita akan menyesal dengan apa yang kita telah lakukan? Sedangkan kita sudah terlambat untuk memperbaikinya apa lagi untuk meminta ampun dari orang yang kita 'aibkan.
- a "Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya". (QS Al Isra: 36)
- a "Wahai orang-orang yang beriman! Jika datang kepada kamu seorang fasik membawa sesuatu berita, maka selidikilah (untuk menentukan) kebenarannya, supaya kamu tidak menimpakan sesuatu kaum dengan perkara yang tidak diingini - dengan sebab kejahilan kamu (mengenainya) - sehingga menjadikan kamu menyesali apa yang kamu telah lakukan.” Al-hujurat:6
- D Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah, yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa, yang kaku kasar, selain dari itu, yang terkenal kejahatannya. (QS. Al Qalam: 10-13)
- S Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar. Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohon itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: “Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.
- M Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. (QS. An Nisa: 135)
- D Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. (QS. Luqman: 6)
- D Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung. (QS. An Nahl: 116)
- H "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah mengumpat antara satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al Hujuraat: 12)
- H Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Hindarilah oleh kamu sekalian berburuk sangka karena buruk sangka adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah kamu sekalian saling mengintai-intai yang lain, janganlah saling mencari-cari aib yang lain, janganlah kamu saling bersaing (kemegahan dunia), janganlah kamu saling mendengki dan janganlah kamu saling membenci dan janganlah kamu saling bermusuhan tetapi jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. (HR. Muslim)
- H Hadis riwayat Hudzaifah ra., ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Tidak akan masuk surga orang yang suka menghasut. (HR. Muslim)
- H Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra.: Sesungguhnya Muhammad saw. pernah bersabda: Maukah kamu sekalian aku beritahukan tentang apa itu adhhu? Adhhu adalah perkataan adu-domba yang selalu diucapkan di antara orang banyak. Dan sesungguhnya Muhammad saw. juga pernah bersabda: Sesungguhnya seseorang selalu berkata jujur sehingga dia tercatat sebagai orang jujur dan seseorang selalu berdusta sehingga dia dicatat sebagai seorang pendusta. (HR. Muslim).
- Kecelakaan yang besar bagi tiap pencaci dan pencela yang mengumpulkan harta dan berulang-ulang menghitungnya, dia menyangka bahawa hartanya itu dapat mengekalkannya dalam dunia ini, sesungguhnya tidak, bahkan dia akan dicampakkan ke dalam ‘Al-Khutamah’ (neraka) dan apa jalannya, engkau dapat mengetahui ‘Al-Khutamah’ itu?, Al-Khutamah ialah api Allah yang dinyalakan dengan perintahnya, yang naik menjulang kehati, sesungguhnya api neraka itu ditutup rapat atas mereka, mereka terikat disitu pada batang-batang palang yang melintang panjang.” Al-Hamzah ayat 1-6)
Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS Al Isra: 36)
Martinelli Hashim
Assalamualaikum...
setuju dgn kak nelli ttg politik malaysia...saya juga terasa ngeri dgn senario politik negara kita...gegarannya mengalahkan gempa di jepun...dan tsunami politik malaysia sebenarnya lebih hebat dr tsunami di jepun...bukan berlaku beratus tahun sekali..tapi setiap kali ada pilihanraya..setiap kali itulah politik malaysia dilanda tsunami..
semoga kita masih boleh bersatu...tidak mengira siapa kita...
salam kemesraan semua..
saya tak faham...kenapa pelajar sekarang tidak segan silu menunjuk,,,melakukan,,benda2 yang tak senonoh...tidak terfikirkah mereka bagaimana perasaan mak ayah @ keluarga mereka apabila mengetahui sikap mereka tersebut..apa yang didengari...mereka rasa bangga,,,entah lah,,binggung bla memikirnya...sek ren mereka amat patuh pada guru@ibubapa,namun apabila ke Men...mereka berubah,,mahu disalahkan siapa,,hendak dikatakan kekuranggan ilmu agama...saya amat2 tidak setuju..hanya segelintir sahaja..mkin b/ground famili xmemenuhi tuntutan tersebut...dari sek ren sukatan pembelajaran ari ini telah,,saya rasa amat berbeza dengan pembelajaran zaman kite bersekolah,,,mengaji@pafa,,lengkap asas agama...namun, amat mengecewakan kte semua, hari2 dalam paper ada saje cter2 kurang enak berlaku pada anak2 sek..mahupun remaja..menyedihkan...adakah kite mahu salah kan ibubapa?guru2?pemimpin?... disini bukan sayan hendak menyalahkan mana2 pihak,,,namun jika difikir secara rasionalnya.."pemimpin yang baik mampu menghasilkan rakyat yang baik",,,ibubapa contoh teladan dirumah..disekoalh guru membimbing menjadi insan cemerlang...pemimpin berkaliber yang mampu menghasilkan rakyat gemilang..namun apa yang kita lihat hari ini...pemimpin pun...entah tak berani nak cakap..fikir-fikir la,,moga kte semua ambik iktibar dengan kejadian di jepun,,,mereka juga insan yang hebat@terpilih..bayangkan dalam kehancuran negaranya...mereka tetap tenang..bersabar,,,lihat saja mereka tetap beratur untuk mendapatkan makanan...dianggap kesabaran luar biasa..adakah rakyat malaysia akan bersifat sedemikian.. azie_kz